CERITA PENDEK
CINTA TERPEDAM DALAM HATI
Karya : Siti Nur Apriyani
Malam yang sunyi dan sepi sangat mencekam hati . Daun - daun bergoyang kesana kemari diterpa angin semilir. Sebagian orang masih terlelap dalam tidurnya, menjelajah pulau kapuk yang tiada akhirnya. Di malam yang sepi dan sunyi ini, terdengar suara lantunan ayat suci Al - quran yang diperdengarkan dari salah satu rumah yang terletak diujung jalan. Suara merdu lantunan al quran seakan menembus kesunyian malam. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari rumah disampingnya...
"AaaaAaaaAaaa"terdengar suara perempuan berteriak dari salah satu rumah.
"Ada apa dinda ?" seorang ibu paruh baya kaget menghampiri gadis tersebut.
"Ibu..."isak dinda sambil memeluk ibunya"Ada apa sayang ?" sambil membelai rambut panjang anaknya
"Cowok aku..."
"Cowok kamu kenapa ??"tanya ibu dinda heran
"Cowok aku...mutusin aku bu " isak dinda lirih
"Ya ampun dinda ! Cuman karena itu saja, kamu begini !"
"Dinda masih sayang dia,ibu"
"Cowok bukan dia aja sayang! Sudah! Ibu gak mau denger dan liat kamu nangis karena cowok ! Apalagi tengah malem kayak gini jerit jerit gak jelas !"bentak ibu dinda
sambil menutup pintu kamar dengan keras.
"IBU !"Teriak dinda
"Berisik Dinda ! " jawab ibu dinda membuka pintu kamar dinda lagi.
***
Keesokan harinya didepan rumah..."Kenapa Din mata Lo kok bengkak ??"tanya seorang gadis berjilbab sambil mengamati mata dinda dalam -dalam.
"Si Roy mutusin gue Vanya" jawab dinda lirih
"Apa ?? Roy mutusin loe ?" tanya Vanya
"Iya Vanya " sambil memeluk vanya erat
"Sabar ya Din ? Cowok bukan dia aja "
"Tapi gue masih sayang dia vanya" isak Dinda sedih.
"Udahlah Din udah. Jangan nangis terus. Kita buktiin ke dia, Lo bisa dapetin yang jauh lebih baik dari dia"
"Lo mau bantu gue untuk semua itu ?
"Ya. Gue mau"
"Thanks Vanya"
"Sama -sama Din"
"Eh itu angkotnya datang, ayo naik !"ucap dinda sambil menarik tangan vanya.
***
"Vanya ada PR Gak ??" tanya dinda dikelas. Namun, tak ada jawaban dari vanya."Vanya"tegur dinda lagi. Namun keadaan tetap sama,Vanya hanya terdiam dan terpaku pada satu arah,yaitu Indra.
"Vanya !"sentak Dinda membuyarkan lamunan vanya.
"Eh ... Iya Din. Ada apa ??"
"Lo kenapa sih ?? Tadi gue tanya sekarang ada PR gak?"
"Oh gak papa kok. Sekarang gak ada PR"
"Oh. Lo kenapa liatin Indra terus?"
"Gak . Itu cuman perasaan lo aja" jawab vanya gugup.
"Oh. Eh gimana kalau Gue jadian sama si Indra."ucap Dinda
"HAH ??"
"Iya Gue jadian sama Indra.Lo tahukan Indra itu musuh bebuyutannya Roy"
"Emm jangan Indra Din"
"Kenapa ?"
"Eu...eu "
"Kenapa vanya ? Lo suka sama Indra?"
"Apaan si Lo Din"
"O...Gue kira Lo suka sama dia"
'Seandainya Lo tau Dinda .Gue suka sama Indra Sejak dulu. Tapi, Gue gak bisa ungkapin itu semua. Karena Gue tahu Indra menyukai Lo, bukan Gue. Ya Gue harus tau itu.' bisik vanya dalam hati.
"Hello Vanya ? Jangan ngelamun donk "ucap Dinda
"Eh Iya Din" jawab Vanya kaku
"Jadi rencana kita apa ?"
"Menurut gue jangan dia Din " jawab vanya ragu
"Alasannya kenapa ? Terus kalau bukan dia siapa lagi?"
"Indra kan baik Din. Gak sepantasnya lo manfaatkan dia buat balas dendam ke si Roy. Maksud perkataan gue waktu itu, lo dapetin cowok yang jauh lebih baik dari si roy, tapi bukan hanya sekedar untuk dimanfaatkan saja. Tapi harus didasari cinta "
"Jadi gue harus cinta sama indra?"tanya dinda polos
"Y...Ya Begitulah" jawab Vanya menyesal dan ragu.
"Gitu ya?"
"Iya Din"
'Sebenarnya gue gak rela .Kalau Indra jadi milik lo Din, tapi apa boleh buat. Gue tahu perasaan indra ke lo kayak gimana. Mungkin ini rasanya cinta yang tak harus memiliki. Ya walaupun berat dan sakit rasanya, tapi gue harus bisa! Demi cowok yang gue cintai dan demi sahabat yang gue sayangi' bisik vanya lagi.
"Ya udah gue bakal deketin Indra. "ucap Dinda penuh keyakinan."Gue setuju Din "ujar vanya pelan sambil tersenyum kecut.
"Gue kesana dulu ya Van"sambil menghampiri Indra yang tengah terpaku pada satu novel yang berada digenggamannya.
"Hai Dra. Boleh gue duduk disini ??"
"Duduk ya tinggal duduk aja ! Apa susahnya !" jawab Indra ketus
"Lo lagi apa?"
"Gak liat apa, gue lagi baca novel!"
"Eh ketus banget sih Lo! Gak pernah disekolahin itu mulut!" sentak dinda tegas
"Bukan urusan lo. Mulut mulut gue!"
"Gua N-Y-E-S-E-L udah kesini!"
"Siapa suruh kesini!"
Dengan mulut komat kamit Dinda kembali menghampiri Vanya.
"Songong banget Si Indra!"
"Kenapa Din?"
"Dia ketus banget sama gue. Emang gue salah apa coba?"
"Masa sih dia gitu din?"tanya Vanya heran.
"Bener Vanya !"
"Terus sekarang gimana donk?"
"Pokoknya gue gak mau kalau Gue harus deketin indra. Apalagi harus jadi pacarnya.
Ogah banget Vanya "
"Ya terus siapa lagi. Si Joni ??"
"Aduh Vanya. Si mata empat itu ? Cupu banget! "
"Jangan salah Din. Gitu gitu juga dia pinter lo"
"Tapi sekarang yang gue cari cowok yang keren bukan pinter"
"Jangan liat orang dari luarnya aja Din, tapi liat juga hatinya."
"Iya bu haji"
"Tapi gue belum naik haji Din."
"Gue doakan semoga lo bisa naik haji"
"Aamiin"
"Terus sekarang gue harus bagaimana Van?"
"Keputusan terakhir ada di lo, tapi saran gue lupain dendam lo ke si roy. Ingat ya Din menyimpan dendam itu tidak baik"
"Tapi Roy udah mutusin gue tanpa sebab. Sekarang dia udah punya pengganti gue sepat itu.
Gimana gue gak dendem coba !?"
"Ia Din gue tau, tapi..."
"Tapi apa?"
"Gak ada salahnya kalau lo memaafkan dia"
"Helo Vanya! Memaafkan orang gak segampang membalikan telapak tangan. Rasa sakit yang begitu dalam, gak gampang untuk mengobatinya"
"Iya din gue tau. Teori mungkin lebih gampang dari pada praktek, tapi apa keuntungannya lo nyimpen dendam?Gak ada kan ?"
"Tapi kalau dendam itu terbalaskan hati gue ngerasa puas Van"
"hanya itu? Gak ada manfaatnya din. Ayolah Dinda,hapus semua dendam yang ada di hati Lo"
" Gue pikir-pikir lagi" ucap dinda sambil bergegas menuju kantin.
"Up to you lah."ucap vanya pasrah.
Tiba-tiba pundak Vanya ditepuk dari belakang.
"Vanya Gue mau tanya"kata Indra begitu berdiri dihadapan Vanya.
"Tanya apa Dra?"
"Apakah Dinda tau tentang surat cinta 1 tahun silam?"
"Sesuai permintaan Lo, Dinda sama sekali tidak tahu hal itu"
"Baguslah kalau begitu"
"Sekarang gue mau tanya sama Lo, kenapa lo ketus sama dinda?"
"Vanya ... Vanya" ujar Indra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue tahu Dinda ngedeketin Gue ada maksudnya" sambung Indra lagi.
"Ta...tapi kan gak seharusnya lo seketus itu sama dia. Walau bagaimanapun lo pernah ada hati dengan dinda"
"Itu dulu Vanya! Sebelum dia nerima Roy"
"Gue gak percaya Dra"
"Gua gak peduli mau lo percaya atau tidak! Sekarang hati gua bukan milik dinda lagi. Gua udah punya seseorang yang sangat amat gua cintai " ucap indra pergi meninggalkan vanya.
'Musnahlah sudah semua harapan cintaku. Indra benar benar tak ada hati untukku. Mungkin Sekarang saatnya cintaku terpendam untuk selamanya'
"Vanya "sapa seorang lelaki berkacamata , dengan rambut di acunkan ke atas.
"Eh Joni. Ada apa Jon? tanya Vanya ramah
"Vanya tolong berikan surat ini ke Dinda "ucap joni sambil memberikan secarik kertas berwarna merah jambu dengan background gambar hati.
"Surat apa ini jon ?"
"Masa gak tahu sih Vannya. Itu surat cinta untuk Dinda dari Aku"
"O gitu ya ?"
"Ya donk. Jangan dibuka plus dibaca, OK?"
"Ok.
"How I can ever thank you?"
"Dont mention it"
"Aku pergi dulu ya"
"Silahkan"
Joni pergi meninggalkan vanya yang tengah meratapi kesedihan hatinya. Namun semuanya buyar setelah Dinda datang.
"Vanya mau gak ?"ucap dinda menyodorkan sebungkus chiki kentang dengan rasa ayam panggang
"Mau"sambil mengambil chiki kentang itu.
"itu apa Vanya ?"tunjuk dinda kearah secarik kertas berwarna merah jambu
"Ini surat dari joni buat Lo..."ucap vanya sambil memberikan surat tersebut
"Dari Joni buat gue ??"tanya dinda kaget
"Iya .
Udah terima aja"
"Gila lo Van !"
"Joni itu baik lo din"
"baik sih baik.
Tapi cupu !"tegas dinda
"Lo pikir pikir aja dulu.
Dia tulus lo din?"
"kenapa lo tau dia tulus ?"
"Setahu gue yang namanya joni gak pernah nyatain perasaan sama cewek.
Baru sekarang ini ,
dia ngucapin cinta sama lo.
Itu berarti cinta yang dimiliki joni buat lo cukup besar"ucap vanya panjang lebar
Sejenak suasana menjadi hening.
Dinda mulai memutar otaknya untuk memutuskan sebuah keputusan 'YA'atau 'TIDAK'.
"gue terima dia"ucap dinda tiba tiba
"Are you sure about that?"
"Yes,I Sure"
"Eh itu Joni.
Joni come here !"teriak vanya
"A...ada apa Van ?"
ucap joni gugup
"dinda mau ngomong sama lo ."
"Joni gue terima lo"ujar dinda tegas
"beneran din ?"
tanya joni
"Iya."
"Terima kasih Din "ucap joni tulus
"Ya sama sama.
Tapi penampilan lo harus diubah!"
"Okay beib"
'Gue harus tau CINTA GAK HARUS MEMILIKI .
Mungkin ini akhir cinta ku untuk mu Dra.
Gue akan lupain lo.
Selamat tinggal cintaku' ujar vanya dalam hati
sambil memerhatikan indra yang tengah bersama wanita lain.
TAMAT
Komentar
Posting Komentar