BAB
1
PENDAHULUAN
Tahukah Anda Apa Arti Dari
Iman ? Iman dalam bahasa Arab
, الإيمان, secara
etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان)
diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن)
yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Sedangkan secara istilah Iman
artinya percaya dengan sepenuh hati serta diucapkan oleh lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan.
Perkataan iman yang
berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran,
di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yaitu:
"Dia (Muhammad)
itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang
yang beriman."
Iman dalam surat ini ditujukan kepada Allah ,
kitab kitab dan Rasul.
Iman itu ada dua Iman
Hak dan Iman Batil. Definisi Iman berdasarkan hadist
merupakan tambatan hati
yang diucapkan dan dilakukan yang
merupakan satu kesatuan.
Iman memiliki prinsip
dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka
orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya
dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang
yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga pandangan dan sikap
hidup.
Para imam
dan ulama
telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam
Ali bin Abi Talib :
"Iman itu ucapan
dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota."
Aisyah
r.a. berkata :
"Iman kepada
Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota."
"Pengakuan
dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya
dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
BAB
2
PEMBAHASAN
1. IMAN
SEBAGAI DASAR AKIDAH
“
Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu dua pusaka,jika kamu berpegang
teguh pada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-lamanya yaitu
Kitabullah dan Hadis Rasulullah SAW “ (HR. Al Hakim).
Mengacu
pada hadis Rasul Saw di atas sebagai umat Islam sudah menjadi suatu kewajiban untuk menyakini seyakin - yakinnya bahwa yang
menciptakan atau menjadikan baik dan buruk , anuqrah dan bencana, yang mengatur
rizki , langkah, pertemuan dan maut, sampai pada penciptaan jagat raya ini
beserta pengaturanya tiada lain adalah sang khalik , Allah Swt. Dialah
zat yang maha pencipta dan maha kuasa atas segala sesuatu yang ada di jagat
raya ini. Keyakinan itulah yang di sebut dalam Islam sebagai iman yang berujung
pada ketaqwaan serta Al Quran & Sunah Nabi Muhammad SAW sebagai pedomanya.
Menurut
pengertian bahasa iman adalah percaya atau membenarkan , sedangkan menurut ilmu tauhid iman berarti membenarkan atau
meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan yang terpenting adalah
mengamalkanya atau meimplementasikanya
dalam bentuk atau wujud perbuatan selain menjalani kehidupan di atas dunia ini.
Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa hal seperti yang di sebutkan di
ataslah yang merupakan pokok dasar dari seluruh rangkaian akidah Islam dengan
menyempurnakan keimanan pada-Nya.
Seperti
yang telah di firmankan Allah dalam Qs Al Anfal ayat 2-4 yang Artinya :
“
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila di sebut
nama Allah gemetarlah hati mereka,dan apabila di bacakan pada mereka
ayat-ayat-Nya , bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada tuhanlah mereka
bertawakal . Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki
yang kami berikan pada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar –
benarnya , mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi tuhan-Nya
dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia.”
Dari
uraian ayat Al Quran di atas mengambarkan bahwa Islam itu memandang iman dan takwa sebagai martabat yang paling mulia di
sisi Allah Swt. Jelas sangat percuma sekali kalau hanya sekedar
percaya atau sekedar mempercayai Malaikat - Malaikat-Nya , Kitab - Kitab-Nya
maupun para Rasul - Rasul-Nya jika mengesampingkan atau tidak mengimani keesaan
Allah Swt sebagai khalik yang harus di sembah menurut aturan Syariat dan Hadis
Rasul SAW. Keyakinan terhadap sang
pencipta itu sebenarnya tidak saja di ajarkan oleh agama Islam khususnya,
tetapi ilmu pengetahuan pun telah mengakui akan keagungan dan keberadaa-Nya
itu. Seperti yang pernah di kemukakan oleh seorang filosof Yunani Xenophanes
(580-470 SM),dia mengatakan :
“
Tuhan Yang Maha Esa Itu Di Jadikan
Tidak Bergerak , Berubah-Rubah Dan Dia Adalah Penguasa Tunggal Alam Semesta
Ini.”
Hal
ini dapat kita lihat dalan Qs Al An’am ayat 73 :
“Dan
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah
perkataan-Nya di waktu dia mengatakan ‘ Jadilah lalu terjadilah’
dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang gaib dan yang nampak. Dan Dialah yang maha bijaksana lagi maha
mengetahui.”
Inti
ajaran Islam pada dasarnya adalah mengajarkan pada setiap pemeluknya agar
selalu hidup dalam kebahagiaan baik di dunia yang fana ini maupun di akhirat
yang kekal dan abadi, yang salah satu cara untuk mendapatkanya adalah
dengan memelihara dan memupuk rasa keimanan sebagai dasar atau pondasi akidah
Islam.
Al Quran memberikan petunjuk yang lengkap untuk
meraih kebahagiaan yang di janjikan-Nya itu , tentu dengan mempelajarinya
secara serius dan harus benar-benar di pelajari (kaffah),
di pahami sampai mengerti , agar orang-orang yang berfikir mendapat pelajaran
di sisi Al Quran tersebut. Sebagai mana yang telah di firmankan Allah dalam Qs
Shaad ayat 29 :
“Inilah
kitab yang kami turunkan kepadamu yang penuh dengan keberkahan , supaya kamu
memperhatikan ayat-ayat-Nya, dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran
mendapat pelajaran.”
Begitu
juga ajaran Islam ini bagaimanapun situasi dan kondisi zaman, dalam keadaan susah maupun senang harus di
amalkan dengan tepat dan benar penuh kesabaran di setiap lini dan sisi
kehidupan ini (lihat Qs Al Ahzab ayat 36).
Sikap orang mukmin atau mukminat yang di landasi
dengan keimanan yang mantap seharusnya selalu berkata atau berprinsip, kami
taat pada hukum-hukum Allah yang tercantum dalam Al Quran,
dan akan selalu mentaati tuntutan Rasulullah Saw berat maupun ringan. Sebab tidak ada hukum Allah maupun Hadis Saw
yang merugikan dan yang di rugikan. Kita harus menanamkan keyakinan yang
teguh bahwa ayat-ayat Allah benar-benar membawa keselamatan dan kebahagiaan
yang besar untuk hidup di dunia maupun di akhirat.
Firman
Allah :
“Sesungguhnya
perkataan (jawaban) orang - orang yang beriman di kala mereka di panggil oleh
Allah dan Rasul-Nya agar menghukum (mengadili) di antara mereka,mereka
hanyalah berkata ‘ kami mendengar dan kami mentaati ‘ dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
Allah
juga mengatakan bahwa Islam adalah agama yang telah di pilihnya dan di
ridhoinya sebagaimana yang telah tertulis dalam Hadis Qudsi yang artinya “ Ini (agama Islam) adalah agama yang
telah Ku ridhoi untuk diriku sendiri dan tidak akan dapat di manifestasikan
kecuali dalam perbuatan murah hati dan akhlak yang baik. Karena itu jadikanlah
mulia dengan sifat itu selama kalian menganutnya.” ( Hadis Qudsi Riwayat
Sumawaih dan Ibnu Adi ).
Setiap
orang Islam yang mengaku beriman dan bertaqwa tidak akan melepaskan dirinya
dari Allah, ia akan selalu bertawakal (berserah diri) setelah melakukan usaha
yang relefansinya dengan berbagai macam nilai kebaikan. “Dan siapakah yang
lebih baik agamanya dari pada orang yang menyerahkan diri hanya pada
Allah,sedang dia mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus.”( Qs
An Nisa-125).
Ajaran Islam tidak akan berarti apa - apa apabila
kurang mendapatkan tempat yang khusus dalam setiap pribadi muslim dan muslimah,
dengan
artian ajaran Islam itu harus dihayati dan dipahami oleh para pemeluknya dalam
segala sisi kehidupan dengan berkarakterkan tauhid serta menanamkan satu
harapan yaitu keridhoan Allah Swt.
2.
RUKUN IMAN
Rukun
artinyan sendi , tiang atau dasar. Rukun Iman artinyan tiang atau dasar-dasar
iman . Dasar iman yang utama adalah pengakuan bahwa tiada tuhan yang patut di
sembah selain Allah SWT.
RUKUN
IMAN ADA 6 PERKARA
·
Iman Kepada Allah
·
Iman Kepada Para Malaikat
·
Iman Kepada Kitab-kitab Allah
·
Iman Kepada Para Rasul Allah
·
Iman kepada Hari Akhirat
·
Iman Kepada Qada dan Qadar
Orang
yang benar-benar beriman disebut MUKMIN. Ia mempunyai kenyakinan penuh terhadap
keenam rukun iman itu.
IMAN KEPADA ALLAH
Iman
kepada Allah artinyan percaya dengan sepenuh hati kepada Allah beserta
sifat-sifatNya. Allah menpunyai banyak nama sebutan, diantaranya :
Ar-Rahman artinya Maha Pengasih
Ar-Rahim artinya Maha Penyayang
Al-Khalik artinya Maha Pencipta
Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun
Al-Alim artinya Maha Mengetahui
Al-Karim artinya Maha Mulia
Al-Qadir artinya Maha Kuasa
At-Tawwab artinya Maha Penerima Taubat
Al-Hadi artinya Maha Pemberi petunjuk
As-Salam artinya Maha Penyelamat.
Allah juga mempunyai sifat kesempurnaan yang tidak
dapat dihitung , diantaranya :
Ø Wujud / ada
Ø Qidam / terdahulu (tanpa ada awalnya)
Ø Baqa' / kekal (abadi)
Ø Mukhalafatuhulilhawadist / berbeda dengan mahluk
ciptaan-Nya
Ø Qiyamuhu Binafsihi / berdiri sendiri
Ø Wahdaniyah / Maha Esa
Ø Qudrat / Maha Kuasa
Ø Iradat / bekehendah (yang menentukan)
Ø Ilmu / Maha Mengetahui
Ø Hayat / Hidup
Ø Sama' / Maha Mendengar
Ø Bashar / Maha Melihat
Ø Kalam / Berfirman
IMAN KEPADA MALAIKAT
Iman
kepada Malaikat artinya percaya dengan sepenuh hati kepada adanyan
Malaikat. Dan Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dari Nur
(cahaya) . Dia Makhluk ghoib artinyan tidak dapat dilihat oleh manusia.
Dia tidak makan dan tidak minum serta selalu patuh melaksanakan perintah Allah
SWT. Jumlah
Malaikat itu banyak sekali, namun yang wajib kita ketahui ada 10 diantaranya :
Ø Malaikat JIBRIL
Ø Malaikat MIKAIL
Ø Malaikat ISRAFIL
Ø Malaikat IZRAIL
Ø Malaikat MUNKAR
Ø Malaikat NAKIR
Ø Malaikat RAQIB
Ø Malaikat ATID
Ø Malaikat MALIK
Ø Malaikat RIDWAN
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Iman
kepada kitab-kitab Allah artinya Percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menurunkan beberapa kitab. KITAB ALLAH adalah kitab yang
diturunkan oleh Allah SWT. Kitab itu berisikan peraturan-peraturan Allah untuk
dilaksanakan oleh ummat manusia yang beriman sebagai bekal dalam hidupnya.
Kitab-kitab
Allah itu ada 4 yaitu:
Ø Kitab Taurat (diturukan kepada Nabi Musa as)
Ø Kitab Zabur ( diturunkan kepada Nabi Daud as)
Ø Kitab Injil ( diturunkan kepada Nabi Isa
as)
Ø Kitab Al-Qur'an ( diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw)
IMAN KEPADA PARA RASUL ALLAH
Iman
kepada para Rasul Allah artinya percaya dengan sepenuh hati bahwa para Rasul adalah
utusan Allah. Rasul Allah ialah manusia yang terpilih sebagai
Utusan Allah.
Rasul
Allah mempunyai sifat :
Ø Shidiq ( Benar )
Ø Amanah ( Dapat Dipercaya )
Ø Tablig ( Menyampaikan )
Ø Fathanah ( Cerdas )
Rasul
Allah ada 25 orang yang wajib untuk kita ketahui yaitu:
Ø Nabi
Adam
Ø Nabi
Idris
Ø Nabi
Nuh
Ø Nabi
Hud
Ø Nabi
Shaleh
Ø Nabi
Ibrahim
Ø Nabi
Luth
Ø Nabi
Ismail
Ø Nabi
Ishak
Ø Nabi
Ya'qub
Ø Nabi
Yusuf
Ø Nabi
Ayub
Ø Nabi
Zulkifli
Ø Nabi
Syuaib
Ø Nabi
Harun
Ø Nabi
Musa
Ø Nabi
Daud
Ø Nabi
Sulaiman
Ø Nabi
ILyas
Ø Nabi
ILyasa'
Ø Nabi
Yunus
Ø Nabi
Zakaria
Ø Nabi
Yahya
Ø Nabi
Isa
Ø Nabi
Muhammad saw
IMAN
KEPADA HARI AKHIR
Iman
kepada hari akhir termasuk salah satu rukun iman, bahkan yang paling pokoknya,
hal ini dapat di lihat dalam banyak ayat yang menjelaskan tentang
pokok-pokok dan rukun-rukun keimanan yang dikenal dengan arkanul sittah lil
iman (6 pokok keimanan). Begitu pula dalam hadits Jibril yang sudah sangat
terkenal itu. Dan oleh karena pentingnya iman kepada hari akhir ini, maka Alloh
subhanahu wa ta'ala sering mengaitkan iman kepada hari akhir dengan iman
kepada diri-Nya.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآَخِرِ
"Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan tidak (pula) kepada hari
Kemudian…". (QS. At Taubah [9]: 29)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ
بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilangkan (pahala) sedekah
kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak
beriman kepada Alloh dan hari kemudian…".
(QS. Al Baqarah [2]: 264)
Dan
masih banyak lagi ayat-ayat lainnya, bahkan bisa kita katakan sedikit sekali
lembaran suci Al-Qur'an yang tidak menyinggung atau bahkan tidak membicarakan
secara langsung tentang hari akhir serta hal-hal yang berkaitan dengan hari
akhir seperti pahala dan siksa.
A. DEFINISI
HARI AKHIR
Hari
Akhir (اليَوْمُ
الآخِرُ)
dinamakan seperti itu karena:
لِتَأَخُّرِهِ عَنِ الدُّنْيَا
"Terjadi
atau datangnya setelah hari (kehidupan) di dunia".
Hari
akhir adalah hari qiyamat, dimana seluruh ummat manusia akan dibangkitkan pada
hari itu untuk dihisab dan dibalas segala amalnya selama di dunia.
Jadi
pemahaman iman kepada hari akhir, yaitu: berkeyakinan dengan pasti atas
kebenaran berita-berita Alloh subhanahu wa ta'ala dan Rosul-Nya tentang
hancurnya dunia ini, tanda-tanda qiyamat dan keadaan yang mengerikan yang
terjadi pada hari akhir nanti. Begitu juga membenarkan berita-berita tentang
akhirat, baik nikmat maupun adzab,
Hari kiamat disebut
dengan hari akhir karena:
"لَا يَوْمَ بَعْدَهُ حَيْثُ يَسْتَقِرُّ
أَهْلُ الجَنَّةَ فِيْ مَنَازِلِهِمْ وَ أَهْلُ النَّارِ فِيْ مَنَازِلِهِمْ"
"Tidak
ada hari lagi sesudahnya, dan pada hari itu ahli surga akan menetap disurga dan
ahli neraka menetap dineraka". (lihat Nubdzah:
40)
B.
Nama-Nama Hari Akhir.
Diantara
nama-nama hari akhir yang terkenal adalah:
v Al-Yaumul
Al-Akhir (Hari Yang Terakhir).
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
"Itulah
yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian kepada Alloh
dan hari kemudian". (QS. Al Baqarah [2]: 232)
Terkadang
dinamakan dengan Al-Akhiroh atau Ad-Daruul Al-Akhiroh yang
berarti kehidupan diakhirat.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman:
فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ
"Karena
itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat
berperang di jalan Alloh". (QS. An Nisaa'
[4]: 74)
وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ
"Dan
Sesungguhnya akhirat Itulah yang Sebenarnya kehidupan, kalau mereka
Mengetahui". (QS. Al 'Ankabuut [29]: 64)
v Yaumul
Qiyamah (Hari Qiyamat).
Yaitu
hari dibangkitkannya umat manusia dari kubur untuk menghadap Alloh subhanahu
wa ta'ala.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ
"Alloh,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya dia akan
mengumpulkan kalian di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya".
(QS. An Nisaa' [4]: 87)
Dalam
Al-Qur'an, penamaan hari akhir dengan Yaumul Qiyamah terdapat dalam 70 ayat.
v As-Saa'ah
(Waktu Qiyamat).
Yaitu
hari yang menunjukkan dekat dan pastinya waktu qiyamat tiba.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا
بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآَتِيَةٌ
"Dan
tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya,
melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan
datang". (QS. Al Hijr [15]: 85)
v Yaumul
Ba'ats (Hari Berbangkit).
Yaitu
hari di bangkitan dan di hidupkannya ummat manusia setelah mati.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ
لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ
"Dan
Berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada
orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kalian Telah berdiam (dalam kubur)
menurut ketetapan Alloh, sampai hari berbangkit; Maka inilah hari berbangkit
itu". (QS. Ar Ruum [30]: 56)
v Yaumul
khuruuj (Hari Keluar Dari Kubur).
Yaitu
hari ditiupkan sangkakala, maka ummat manusia dibangkitkan dan keluar dari
kuburnya menuju kehidupan selanjutnya.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman:
يَوْمَ يَسْمَعُونَ
الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ
"(yaitu)
pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar
(dari kubur)". (QS. Qaaf [50]: 42)
v Al-Qori'ah.
(Hari Qiyamat).
Yaitu
hari penuh kengerian dan hiruk pikuk yang menggetarkan hati setiap manusia.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
الْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
"Hari
qiyamat. Apakah hari qiyamat itu?. Tahukah kamu apakah hari qiyamat
itu?". (QS. Al Qoori'ah [101]: 1-3)
v Yaumul
Fashl (Hari Keputusan).
Yaitu
hari diputuskannya hisab dan kebahagiaan manusia secara adil, tanpa ada yang di
dzolimi sedikitpun dan diselesaikannya berbagai pertikaian yang terjadi di
dunia.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ
الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
"Inilah
hari keputusan yang kalian selalu mendustakannya".
(QS. 037. Ash Shooffat [37]: 21)
v Yaumud
Diin (Hari Pembalasan)
Yaitu
hari di tunaikan dan di balasmya semua makhluk sesuai dengan amal perbuatannya
masing-masing.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا
هَذَا يَوْمُ الدِّينِ
Dan
mereka berkata:"Aduhai celakalah kita!" inilah hari pembalasan.
(QS. Ash Shooffat [37]: 20)
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"Yang
menguasai di hari Pembalasan". (QS. Al Faatihah
[1]: 4)
v Ash-Shookhoh
(Suara Yang Memekakkan).
Yaitu
hari yang penuh dengan suara yang memekakkan telinga yang dapat membuat tuli
seseorang yakni ditiupnya sangkakala pada tiupan yang pertama.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ
"Dan
apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang pertama)".
(QS. 'Abasa [80]: 33)
v Ath-Thommatul
Khubro (Malapetaka Yang Besar).
Yaitu
hari yang penuh dengan kengerian dan malapetaka yang sangat dahsyat ketika
sangkakala ditiupkan kedua kalinya.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ
الْكُبْرَى
"Maka
apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) Telah datang".
(QS. An Nazi'at [79]: 34)
v Yaumul
Hasroh (Hari Penyesalan)
Yaitu
hari penyesalan orang-orang kafir ketika menyaksiakan adzab yang pedih dan
bertumpuk serta penyesalan orang-orang mukmin karena kurangnya amal kebaikan
merreka selama hidup di dunia.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي
غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
"Dan
berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala
perkara Telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula)
beriman". (QS. Maryam [19]: 39)
حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ
السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا
"Sehingga
apabila qiyamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:
"Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat
itu!". (QS. Al An'am [6]: 31)
v Al-Ghosyiyah
(Hari Pembalasan).
Yaitu
hari yang penuh malapetaka yang membuat semua tsaqolain (manusia dan jin)
pingsan dan kelengger.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ
الْغَاشِيَةِ
"Sudah
datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan?".
(QS. Al Ghoosyiyah [88]: 1)
يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ
أَرْجُلِهِمْ وَيَقُولُ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Pada
hari mereka ditutup oleh adzab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan
Alloh Berkata (kepada mereka): "Rasailah (pembalasan dari) apa yang Telah
kalian kerjakan". (QS. Al 'Ankabuut [29]: 55)
v Yaumul
Khuluud (Hari Kekekalan).
Yaitu
hari bagi kehidupan yang kekal abadi, orang mukmin kekal di surga dan orang
kafir kekal di neraka.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
"Masukilah
syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan".
(QS. Qoof [50]: 34)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ
النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya". (QS. Al Baqarah
[2]: 39)
v Yaumul
Hisaab (Hari Perhitungan).
Yaitu
hari ketika Alloh subhanahu wa ta'ala menghisab amalan-amalan manusia
ketika mereka hidup di dunia.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ
شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
"Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Alloh akan mendapat adzab yang berat, Karena
mereka melupakan hari perhitungan". (QS. Shaad [38]:
26)
v Al-Waaqi'ah
(Hari Qiyamat/ Kejadian Yang Benar).
Yaitu
hari qiyamat yang pasti dan benar-benar akan terjadi.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
"Apabila
terjadi hari qiyamat". (QS. Al Waaqi'ah [56]: 1)
v Yaumul
Wa'iid (Hari Terlaksananya Ancaman).
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ
ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ
"Dan
ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman".
(QS. Qoof [50]: 20)
v Yaumul
Azifah (Hari Qiyamat).
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfrirman:
أَزِفَتِ الْآَزِفَةُ
"
Telah dekat terjadinya hari qiyamat". (QS. An Najm
[53]: 57)
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ
الْآَزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِيْنَ
"Berilah
mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari qiyamat yaitu) ketika hati
(menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan".
(QS. Al Mu'min [40]: 18)
v Yaumul
Jamii' (Hari Berkumpul).
Pada
hari itu Alloh subhanahu wa ta'ala menghisab dan mengumpulkan ummat
manusia menjadi satu untuk menerima balsan amalannya.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ
أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ
"Demikianlah
kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi
peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (qiyamat)
yang tidak ada keraguan padanya". (QS. Asy
Syuura [42]: 7)
v Al-Haaqqoh
(Hari Yang Pasti Terjadi).
Yaitu
hari yang pasti terjadi, baik tentang janji maupun ancamannya.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
الْحَاقَّةُ . مَا
الْحَاقَّةُ
"Hari
qiyamat. Apakah hari qiyamat itu?". (QS. Al Haaqqah
[69]: 1-2)
v Yaumut
Talaaq (Hari Pertemuan).
Yaitu
hari bertemunya Adam alaihi salaam dan anak cucunya serta hamba dengan
hamba yang lainnya.
Alloh subhanahu wa
ta'ala berfirman:
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ
عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ
"(Dialah)
yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang mengutus Jibril dengan
(membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan
(hari qiyamat)". (QS. Al Mu'min [40]: 15)
v Yaumut
Tanaad (Hari Panggil-Memanggil).
Yaitu
hari yang penuh dengan suara panggilan, ahli surga memanggil ahli neraka dan begitu
pula sebaliknya.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ
عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ
"Hai
kaumku, Sesungguhnya Aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari
panggil-memanggil". (QS. Al Mu'min [50]: 32)
Hari
qiyamat itu dinamakan hari panggil memanggil Karena orang yang berkumpul di
padang mahsyar sebagian memanggil sehagian yang lain untuk meminta tolong.
v Yaumut
Thaghoobun (Hari Ditampakkannya Kesalahan-Kesalahan).
Yaitu
hari ketika penduduk surga menampakkan kesalahan-kesalahan penduduk neraka
disaat memasuki kediamannya.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ
"(Ingatlah)
hari (dimana) Alloh mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan, Itulah hari
dinampakkan kesalahan-kesalahan". (QS. At Taghaabun
[64]: 9)
v Daarul
Qoroor (Negeri Yang Kekal).
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
"Hai
kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal".
(QS. Al Mu'min [40]: 39)
v Yaumul
Hasyr (Hari Berkumpul).
Yaitu
hari di kumpulkannya semua makhluk untuk dihisab.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ
كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ
"Dan
(Ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Alloh mengumpulkan mereka, (mereka
merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) Hanya
sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan".
(QS. Yunus [10]: 45)
v Daarul
Khuldi (Tempat Tinggal Yang Kekal).
Yaitu
negeri yang kekal abadi.
Alloh
subhanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ جَزَاءُ أَعْدَاءِ اللَّهِ النَّارُ لَهُمْ فِيهَا دَارُ
الْخُلْدِ جَزَاءً بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
"Demikianlah
balasan terhadap musuh-musuh Alloh, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat
tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap
ayat-ayat kami". (QS. Fushshilat [41]: 28)
Itulah
diantara nama-nama hari akhir yang termasyhur, yang menunjukkan begitu
pentingnya iman kepadanya dan amt dahsyat kengeriannya. Mudah-mudahan Alloh
menyelamatkan kita semua ketika datangnya waktu itu. Amiin.
IMAN
KEPADA QADHA DAN QADAR
A.
Pengertian
Qada dan Qadar
Qada dan
qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada menurut bahasa Arab berarti
ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada menurut istilah, yaitu
ketetapan Allah yang tercatat di Lauh Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak
zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk
seluruh, makhluk atau alam semesta. Adapun qadar atau takdir yaitu ketetapan
yang telah terjadi.
Dengan
kata lain, takdir merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan
antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah
ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi
kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud
adalah qada dan qadar. Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal, yaitu takdir
mubram dan takdir muallaq.
1. Takdir Mubram
Takdir
mubram, yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah atau tidak
dapat diubah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram antara lain sebagai
berikut.
a.
Setiap
makhluk pasti akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu ibu
kandung. Firman Allah swt.
Artinya:
"tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu." (QS Ali Imran: 185)
b.
Manusia
pasti mempunyai akal, pikiran, dan perasaan.
c.
Di alam
semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala sesuatu
berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran, sebab, dan akibat yang telah
digariskan Allah.
Kayu
mempunyai kemampuan berbeda dengan besi, manusia berbeda kekuatan tenaganya
dibandingkan dengan gajah, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet hingga
benda-benda yang terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah
berhenti.
2. Takdir
Muallaq
Takdir
muallaq, yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap
hamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan
dirinya menjadi lebih baik. Firman Allah swt.
Artinya: "Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. " (QS At Ra'd: 11)
Jadi
Iman kepada Qada dan Qadar merupakan salah satu rukun iman yang ke enam , yang
mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya.
BAB
3
PENUTUP
Setiap
anak yang baru lahir mengetahui bahwa Tuhannya hanya satu yaitu Allah Swt.,
tidak peduli keyakinan apa yang dipeluk oleh kedua orang tuanya. Namun bukan
berarti seorang anak yang lahir dengan fitrah seperti itu, atau keyakinan
alami, ketika nanti dia tumbuh besar akan menjadikannya seorang Muslim yang
baik dan beriman.
Sudah
menjadi tugas setiap Muslim untuk menjaga dan mengevaluasi kadar keimanannya.
Artinya seseorang harus secara rutin menjaga imannya dan mengamati apakah kadar
keimanannya berkurang atau bertambah dan mencari tahu apa sebabnya. Seandainya
kadar keimanannya berkurang, maka ia harus meningkatkannya sebelum benar-benar
turun hingga bisa menghancurkan hatinya. Terdapat banyak cara untuk
meningkatkan kadar keimanan seseorang dan perbuatan-perbuatan itu termasuk di
dalamnya dengan memperbanyak berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa dan
menjauhi orang yang mengajak kepada perbuatan dosa itu.
Ada
10 langkah yang bisa ditempuh guna meningkatkan kadar keimanan kita :
1.
Membaca dan merenungkan ayat-ayat
Al-Qur'an. Dengan begitu akan membuat hati tenang dan damai. Untuk mendapatkan
manfaat yang lebih, anggap Allah sedang berbicara dengan kita. Manusia
digambarkan dalam beberapa kategori di dalam Al-Qur'an , pikirkan kategori
manusia seperti apa kita.
2.
Menyadari kebesaran Allah Swt.
Semuanya berada dalam kendali-Nya. Terdapat banyak tanda-tanda kebesaran-Nya
yang bisa kita saksikan. Semua yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Allah Swt.
melihat dan mencatat segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang berada di
bebatuan hitam di dalam malam yang gelap gulita tanpa sinar bulan tetap akan
terlihat dan dicatat.
3.
Berusahalah untuk menambah
pengetahuan, setidaknya sesuatu yang dasar dalam hidup kita misalkan bagaimana
berwudhu yang benar. Mengetahui makna di balik nama-nama Allah dalam asmaul
husna. Orang yang bertaqwa adalah mereka yang berilmu.
4.
Menghadiri majelis-majelis yang di
dalamnya berisi kegiatan untuk mengingat Allah. Dalam majelis seperti itu kita
akan dikelilingi oleh para malaikat.
5.
Kita harus memperbanyak perbuatan
baik. Satu perbuatan baik akan diikuti oleh perbuatan baik lainnya. Allah Swt.
akan mempermudah jalan bagi seseorang yang melakukan perbuatan baik. Perbuatan
baik harus dilakukan secara terus menerus bukan cuma sesekali saja.
6.
Kita harus takut akan kematian;
mengingat mati akan membuat kita takut untuk berbuat kesenangan.
7.
Mengingat beberapa tingkatan
akhirat, contohnya ketika kita di dalam kubur, ketika kita diadili atau ketika kita
di surga atau neraka.
8.
Berdoa sebagai realisasi bahwa kita
membutuhkan Dia. Tundukkan diri kita dan jangan iri terdapat sesuatu yang
berbau materi yang ada di dunia ini.
9.
Cinta kita kepada Allah Swt. harus
ditunjukkan dalam bukti nyata. Kita mengharap Allah akan menerima semua ibadah
kita, dan menghindarkan kita dari berbuat dosa. Sebelum tidur, kita harus
merenungkan perbuatan baik apa saja yang telah kita lakukan pada hari ini.
10.
Menyadari dampak dari dosa dan
ketidaktaatan- kadar keimanan seseorang akan meningkat dengan cara berbuat baik
dan kadar keimanan kita akan menurun apabila berbuat maksiat. Semua yang
terjadi merupakan kehendak-Nya. Ketika musibah menimpa kita- itupun berasal
dari Allah Swt. Dan merupakan akibat langsung dari ketidaktaatan kita
kepada-Nya.
Pengamalan
ajaran seperti inilah yang akan bisa mengantarkan manusia menjadi orang yang
benar-benar beriman dan bertaqwa , yaitu suatu sebutan yang paling mulia di
sisi Allah Swt.
Dengan
kata lain , iman dan taqwa sebagai dasar akidah sebagai kunci kesuksesan hidup
dunia dan akhirat. Dalam sikap ini terkandung gaya hidup yang islami , patuh , ikhlas , tawadhu , ulet
dalam berusaha, sabar dan lain sebagainya . Dan jelas akan selalu
mengutamakan hak Allah dari pada segala-galanya.
Komentar
Posting Komentar